Selasa, 27 Desember 2022 – 19:42 WIB
VIVA – Pertanian murah dan ramah lingkungan menjadi solusi bagi petani dalam mengatasi kenaikan harga pupuk dan pestisida, agar petani tetap semangat bertani khususnya komoditas tanaman pangan.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, pertanian ramah lingkungan merupakan bentuk adaptasi terhadap kondisi alam saat ini.
“Menanggapi perubahan iklim yang ada, bagaimana menjadikan pertanian lebih ramah lingkungan sekaligus mampu beradaptasi dengan tantangan alam,” ujar Mentan SYL.
Hal senada disampaikan Kepala Badan Pengembangan dan Penyuluhan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi terkait agenda Sembang Ceria (Ngobras) jilid 53 bertema “Budidaya Padi Ramah Lingkungan dengan Biaya Rendah” yang digelar. pada Selasa (27/12) di AOR BPPSDMP Kementerian Pertanian
Dalam arahannya, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengajak seluruh warga pertanian untuk meningkatkan produktivitas pertanian dengan tetap peduli terhadap lingkungan. “Kita perlu membangun sistem pertanian ramah lingkungan dan sistem pertanian mandiri,” kata Dedi.
Narasumber Ngobras, Endang Fajarini adalah Penyuluh Pertanian Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah. Dalam pemaparan materinya beliau menjelaskan cara budidaya tanaman padi dengan biaya murah.
“Masalah yang dihadapi petani di daerah kami adalah mahalnya biaya tenaga kerja dan mahalnya biaya pupuk dan pestisida. Maka kami penyuluh bersama petugas POPT dan KTNA mencari alternatif pemecahan masalah tersebut,” kata Endang.
Halaman selanjutnya
Dijelaskannya, solusi dari permasalahan yang ada antara lain penerapan teknik pembenihan yang ada menggunakan jaring, penggunaan humic acid/pembenah tanah, penggunaan POC (dengan nitrobacter), penggunaan pemacu saat tanaman padi memasuki fase generatif, penggunaan insektisida dan APH (agen). pengendalian hayati) untuk perlindungan tanaman dari hama/penyakit.