Kamis, 23 Februari 2023 – 16:17 WIB
VIVA – Nilai ekspor Indonesia tahun 2022 secara kumulatif mencapai USD 291,98 miliar atau meningkat 26,07 persen dibandingkan tahun 2021. Kinerja positif ekspor tahun 2022 tentunya perlu dipertahankan, salah satunya fungsi Bea Cukai sebagai penunjang industri melalui sinergi dan bantuan ekspor. Bea Cukai kali ini bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan potensi ekspor di Makassar dan Yogyakarta.
Kepala Bidang Pelayanan Penyuluhan dan Informasi Bea dan Cukai Makassar, Ria Novika Sari, bahwa dalam mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hingga taraf internasional, Bea Cukai Makassar menggandeng Akademi Kewirausahaan Digital, Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BBPSDMP Cominfo) Makassar. “Akademi Kewirausahaan Digital (DEA) merupakan bagian dari program Digital Talent Scholarship Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang bertujuan untuk menyediakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul untuk mempercepat transformasi digital di bidang kewirausahaan dalam rangka peningkatan digital. . ekonomi,” imbuhnya.
Ria mengatakan Tim Pendampingan Ekspor Bea dan Cukai Makassar akan memberikan pelatihan dan materi terkait peluang ekspor dan kondisi pasar internasional di Akademi Kewirausahaan Digital. Sedangkan Kominfo akan membangun infrastruktur berupa BTS 4G di daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal). Daerah yang dipilih sebagai percontohan program ini adalah Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Selain itu, Bea dan Cukai Makassar juga menghadiri Dialog Kolaboratif, Aman dan Terkendali untuk Peningkatan Ekspor Indonesia yang diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (DPD GPEI) Provinsi Sulawesi Selatan dan Barat bertempat di Hotel The Rinra. Makassar, Kamis (09/02).
“Kerja sama Bea Cukai Makassar dengan pemerintah pusat dan daerah bertujuan untuk mempromosikan produk lokal dari Sulawesi ke tingkat internasional,” kata Ria.
Sementara itu, di Yogyakarta, Bea dan Cukai Yogyakarta menghadiri rapat koordinasi monitoring dan evaluasi yang diadakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DIY terkait pemanfaatan Jogja Business Service Center (JBSC), pada Rabu (15/02). Kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan Bank Indonesia, pengembang platform JBSC, perwakilan GPEI Yogyakarta, perwakilan eksportir, dan perwakilan Disperindag Kabupaten/Kota di Provinsi DIY.
JBSC merupakan forum yang memfasilitasi para pelaku usaha di DIY untuk berkonsultasi mengenai isu dan kendala terkait ekspor impor yang muncul di dunia usaha. Kepala Divisi Bea dan Cukai VI Bea Cukai Yogyakarta, Turanto Sih Wardoyo mengatakan diperlukan strategi promosi yang baik agar masyarakat mengenal JBSC dan dapat mengakses informasi ekspor impor terbaru secara terus menerus.
Halaman selanjutnya
“JBSC dapat menjadi akselerator dalam kolaborasi dan sinergi pentahelix dalam mengoptimalkan pengembangan potensi lokal sebagai upaya percepatan pemulihan ekonomi inklusif di DIY. “Semoga kegiatan rakor ini dapat mendorong peningkatan dan pengembangan platform JBSC untuk memudahkan para pelaku usaha dalam melakukan kegiatan ekspor,” pungkas Turanto.